Kamis, 16 Februari 2017

Cara Kerja Telinga dan Anatomi Telinga Serta Kelainan Pada Telinga

Pernahkah anda berfikir dan bertanya – tanya, tentang bagaimana proses sehingga kita dapat mendengar? Mendengar ialah suatu proses di mana kita menginterprestasikan suara dari sumber suara dengan alat dengar yang kita miliki. Cara kerja organ pendengaran yang kita miliki berawal dari daun Telinga. Coba anda perhatikan indera pendengar yang anda miliki. Selain berperan untuk memproses serta mengumpulkan suara sehingga menjadikan sinyal yang sampai ke otak. Organ pendengar kita juga memiliki fungsi menjaga tubuh Anda tetap seimbang. Organ pendengaran ini akan memastikan supaya Anda tidak akan terjatuh ketika membungkuk mengambil barang dari lantai atau berdiri dari posisi jongkok.

Cara Kerja Telinga dan Anatomi Telinga Serta Kelainan Pada Telinga

Telinga inimerupakan alat indra yang mana penting sekali bagi setiap mahluk hidup.

Cara Kerja Telinga dan Anatomi Telinga Serta Kelainan Pada Telinga

Mengenali Cara Kerja Telinga

Mengenali cara kerja organ pendengaran anatomi Telinga serta kelainan organ pendengaran dapat membuat kita lebih dapat menghargai dan menjaga kesehatan organ pendengaran yang kita miliki ini. Lalu bagaimana organ pendengaran kita bekerja? Bagian dari organ pendengaran kita berfungsi dalam mengkoordinasi untuk mengumpulkan, merasakan, serta menafsirkan gelombang suara. Setiap komponen dari organ pendengaran memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan fungsi tertentu. Organ pendengaran eksternal atau bagian luar bertanggung jawab untuk mengumpulkan gelombang suara serta channelizes mereka ke organ pendengaran bagian tengah.

Dalam proses tersebut, flap organ pendengaran menerima gelombang suara menstransfer ke membran timpani melalui saluran meatus. Panjang saluran organ pendengaran juga berkontribusi dalam memperkuat suara. Di liang organ pendengaran kelenjar keringat mengeluarkan kotoran organ pendengaran. Apabila kotoran pada organ pendengaran di produksi dalam jumlah yang berlebih, maka hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan pendengaran individual. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan infeksi pada Telinga dan kadang – kadang terjadi gangguan pendengaran.

Gelombang suara yang di kumpulkan oleh Telinga bagian luar tetap sebagai tekanan, sampai mereka sampai pada membran timpani. Membran timpani tersebut merupakan membran fleksibel yang dapat bergetar setelah menerima gelombang tekanan dari organ pendengaran bagian luar. Sebagai gelombang suara yang telah mencapai membran timpani di organ pendengaran bagian tengah tiga tulan kecil atau pendengaran ossicles (membran timpani) bergetar dalam menganggapi gelombang suara serta mengubah energi suara menjadi gelombang kompresional.

Pada organ pendengaran bagian tengah di hubungkan dengan organ pendengaran bagian dalam dengan tulang sanggurdi. Hal ini merupakan transmisi getaran oleh behel tulang menuju organ pendengaran bagian dalam yang gelombang kompresial tersebut di buat. Fungsi utama pada membran timpani pendengaran ialah untuk memperkuat suara. Komponen organ pendengaran bagian dalam terdiri dari kanalis semisirkularis dan koklea ini merupakan struktur berisi cairan. Pada lapisan dalam koklea, terdapat lebih dari 20.000 sel saraf kecil –kecil yang berbeda panjangnya serta ketahanannya.

Setelah gelombang kompresional mencapai sel – sel saraf mereka akan beresonansi pada frekuensi tertentu serta mereka akan melepaskan impuls listrik. Impuls listrik ini akan di rasakan oles syaraf pendengaran yang selanjutnya akan di teruskan ke otak. Di dalam otak impuls di iterprestasikan sebagai suara. Dengan demikian Telinga yang kita miliki ini merupakan struktur yang kompleks yang melakukan fungsi sangat penting, seperti pendengaran, posisi kepala serta mempertahankan keseimbangan.

Anatomi Telinga

Memahami serta mengenal anatomi organ pendengaran dengan baik akan sangat membantu memahami kelainan – kelainan organ pendengaran. Organ pendengaran kita terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian luar, bagian tengan dan bagian dalam. Pada bagian luar terdiri dari daun Telinga dan saluran organ pendengaran bagian luar. Pada organ pendengaran bagian tengah terdapat membran timpani, tulang – tulang pendengaran. Untuk organ pendengaran bagian dalam terdiri dari koklea atau rumah siput, sistem vetibular serta saraf auditori. Lihat artikel sebelumnya mengenai anatomi atau bagian-bagian telinga: Bagian Bagian Telinga Beserta Fungsinya Dengan Lengkap dalam dan tengah.

Penyakit Dan Kelainan Organ Pendengaran

Penyakit organ pendengaran dapat terjadi karena berbagai alasan. Beberapa orang mungkin di lahirkan dengan gangguan pendengaran yang sementara, namun yang lainnya mungkin telah kehilangan pendengarannya secara perlahan – lahan. Ada beberapa jenis penyakit organ pendengaran seperti karena infeksi, kotoran dan lainnya yang tentunya hal tersebut mempengaruhi bagian – bagian tertentu dari organ pendengaran serta dapat menyebabkan gangguan pendengaran baik pada anak – anak maupun pada orang dewasa.

Beberapa penyakit pada organ pendengaran dapat menyebabkan terjadinya ketulian sebagian bahkan terjadi ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada organ pendengaran bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. Permasalahan yang terjadi pada organ pendengaran kita harus ditangani oleh dokter spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ialah ahli dalam mengobati gangguan yang terjadi pada membran timpani sampai pada Telinga dalam yang luka akibat benturan fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya :

1. Labirinitis Kelainan pada organ pendengaran yang satu ini merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada labirin dalam organ pendengaran. Kelainan ini di akibatkan dari infeksi, alergi serta geger otak. Gejala yang muncul akibat kelainan labirintis ini yaitu terjadi mual, muntah, vertigo, organ pendengaran berdengung serta berkurangnya pendengaran.

2. Radang pada organ pendengaran atau otitas media
Terjadinya kelainan ini pada organ pendengaran di sebabkan karena bakteri dan virus. Gejala yang muncul akibat kelainan ini yaitu, rasa sakit pada organ pendengaran, demam serta pendengaran semakin berkurang, dan organ pendengaran akan mengeluarkan nanah.
3. Mottion sickness Monttion sickness atau di sebut dengan mabuk perjalanan merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebab terjadinya mabuk perjalanan ialah, rangsangan yang secara terus menerus oleh getaran atau gerakan yang terjadi selama perjalanan baik di darat, di alut ataupun di udara. Hal ini biasanya di sertai dengan muka pucat, pusing serta berkeringat dingin.

4. Tuli Tuli atau tuna rungu ialah yang dapat terjadi pada seseorang yang kehilangan kemampuannya untuk dapat mendengar. Kelainan tuli ini dapat di bedakan menjadi 2 macam, tuli konduktif dan tuli saraf. Pada tuli konduktif terjadi karena menumpuknya kotoran pada Telinga di saluran pendengaran, hal ini sehingga yang mengganggu tranmisis suara ke koklea. Sedangkan tuli saraf terjadi karena terdapat kerusakan pada sistem syaraf pendengaran.

5. Otematoma
Gangguan ini terjadi pada tulang rawan Telinga yang di sertai dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan pada organ pendengaran yang berlebihan. Kelainan ini di sebabkan oleh hilangnya kanal auditori dan aurikel sejak kecil.

6. Penyumbatan
Serumen atau kotoran yang dapat menyumbat pada organ pendengaran serta dapat menyebabkan gatal – gatal, nyeri dan tuli bersifat sementara. Pada keadaan ini kotoran akan di buang dengan menggunakan alat tumpul atau alat penghisap, biasanya tidak di gunakan pelarut serumen karena dapat menimbulkan iritasi atau alergi pada kulit saluran Telinga, serta tidak dapat melarutkan serumen secara kuat. Sebenarnya masih bayak lagi kelainan – kelainan yang terjadi pada organ pendengaran kita seperti, Perikondritis, tumor, eksim, cedera dan lainnya.

Demikian beberapa informasi mengenai cara kerja organ pendengaran anatomi organ pendengaran serta kelainan – kelainan yang terjadi pada Telinga atau organ pendengaran. Semoga dengan mengetahui dan memahami informasi di atas, kita lebih menjaga serta merawat dengan baik organ tubuh yang kita miliki. Sekian dari kami www.obatpusing.com.
Previous Post
Next Post

0 komentar: